Kesehatan Mental dalam Tinjauan Psikologi: Fakta dan Mitos


Kesehatan Mental dalam Tinjauan Psikologi: Fakta dan Mitos

Kesehatan mental adalah topik yang semakin menjadi perhatian utama dalam masyarakat saat ini. Namun, seringkali terdapat banyak fakta dan mitos yang berkembang seputar kesehatan mental. Sebagai psikolog, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara fakta dan mitos dalam hal ini.

Salah satu fakta penting tentang kesehatan mental adalah bahwa gangguan mental tidak selalu terlihat dari luar. Profesor Daniel Freeman, seorang ahli psikologi klinis dari University of Oxford, mengatakan, “Banyak orang yang menderita gangguan mental sebenarnya berpenampilan biasa-biasa saja. Kita tidak bisa melihat langsung apakah seseorang memiliki masalah kesehatan mental atau tidak.”

Namun, seringkali terdapat mitos yang menyebutkan bahwa orang dengan gangguan mental adalah orang yang lemah atau tidak bisa mengatasi masalah. Hal ini sangat keliru, karena faktanya banyak orang yang mengalami gangguan mental adalah orang yang kuat dan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa kesehatan mental bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Dr. Sarah Vohra, seorang psikiater anak dan remaja, menekankan pentingnya perawatan kesehatan mental dengan mengatakan, “Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kita harus merawatnya dengan serius dan tidak boleh menganggap remeh.”

Namun, terdapat juga mitos yang menyebutkan bahwa perawatan kesehatan mental hanya untuk orang gila. Hal ini tidak benar, karena perawatan kesehatan mental dapat membantu siapa pun yang mengalami masalah emosional atau psikologis, tanpa harus mencapai tingkat kegilaan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengedukasi diri tentang kesehatan mental dan memahami perbedaan antara fakta dan mitos seputar topik ini. Dengan demikian, kita dapat lebih bijak dalam memperlakukan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita yang mungkin mengalami masalah kesehatan mental.

Sumber:

1. Daniel Freeman, Profesor Psikologi Klinis, University of Oxford.

2. Sarah Vohra, Psikiater Anak dan Remaja.