Hoaks atau informasi palsu telah menjadi masalah yang semakin meresahkan dalam era digital ini. Bukan hanya berdampak pada penyebaran informasi yang tidak benar, hoaks juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, mengapa kita harus berhati-hati terhadap hoaks untuk kesehatan mental kita?
Menurut pakar psikologi, Dr. Tirta Mandira Hudhi, hoaks dapat memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi pada seseorang. “Ketika seseorang terus menerus terpapar informasi palsu, hal ini dapat mengganggu pikiran dan emosinya, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mentalnya,” ungkap Dr. Tirta.
Bukan hanya itu, hoaks juga dapat memicu konflik antarindividu dan kelompok. Hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental seseorang karena terlibat dalam konflik yang tidak perlu akibat informasi palsu yang tersebar.
Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 60% masyarakat Indonesia pernah menerima informasi palsu atau hoaks. Hal ini menunjukkan betapa mudahnya hoaks menyebar di tengah masyarakat kita.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan juga dalam menerima informasi. Sebelum mempercayai sebuah informasi, pastikan untuk melakukan pengecekan kebenaran informasi tersebut melalui sumber yang terpercaya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh pakar komunikasi, Prof. Dr. Agus Sudibyo, “Kita harus bijak dalam menggunakan media sosial dan internet. Jangan mudah percaya pada informasi yang belum diverifikasi kebenarannya.”
Dengan berhati-hati terhadap hoaks, kita dapat menjaga kesehatan mental kita dan juga mencegah terjadinya konflik yang tidak perlu di tengah masyarakat. Mari bersama-sama menjadi bagian dari solusi dalam memerangi hoaks demi kesehatan mental yang lebih baik. Ayo cegah hoaks sebelum merusak kesehatan mental kita!