Menyikapi Stigma terhadap Gangguan Mental ADHD di Masyarakat
Gangguan Mental ADHD seringkali masih dianggap tabu dan dipandang negatif oleh masyarakat. Stigma yang melekat pada gangguan ini sering membuat penderitanya merasa malu dan terisolasi. Menyikapi stigma terhadap ADHD merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi individu yang mengalami gangguan tersebut.
Menyikapi stigma terhadap ADHD berarti kita perlu memahami bahwa gangguan ini bukanlah sebuah pilihan, melainkan suatu kondisi medis yang membutuhkan perhatian dan pengobatan. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Siti Rahmah, seorang psikiater terkemuka, “ADHD adalah gangguan neurobiologis yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengontrol perilaku dan perhatian. Hal ini tidak bisa dianggap remeh dan perlu ditangani dengan serius.”
Namun, sayangnya stigma yang masih melekat pada ADHD sering membuat individu yang mengalami gangguan ini enggan untuk mencari bantuan dan dukungan. Sebagai masyarakat yang peduli, kita perlu memberikan dukungan moral dan emosional kepada mereka yang mengalami ADHD. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Ani Sunaryati, seorang ahli psikologi klinis, “Kita perlu memberikan pemahaman dan dukungan kepada individu dengan ADHD agar mereka merasa diterima dan didukung oleh lingkungan sekitarnya.”
Melawan stigma terhadap ADHD juga berarti kita perlu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan pengobatan gangguan ini. Dengan memberikan informasi yang benar dan akurat tentang ADHD, kita dapat membantu mengubah pandangan masyarakat terhadap gangguan ini. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Agus Pramono, seorang ahli psikiatri, “Edukasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai ADHD dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap individu yang mengalami gangguan ini.”
Dengan menyikapi stigma terhadap ADHD secara bijak dan peduli, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi individu yang mengalami gangguan mental ini. Mari bersama-sama membantu mereka untuk merasa diterima dan didukung, tanpa rasa takut atau malu. Semoga dengan upaya bersama, stigma terhadap ADHD dapat diminimalisir dan individu yang mengalami gangguan ini dapat hidup dengan lebih tenang dan bahagia.