Gangguan mental seringkali menjadi topik yang tabu untuk dibicarakan di masyarakat. Salah satu gangguan mental yang cukup kontroversial adalah Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau Gangguan Kepribadian Narcisis. Banyak mitos dan fakta yang beredar tentang gangguan mental ini, yang perlu kita ketahui agar bisa lebih memahami kondisi yang dialami oleh individu yang mengalami gangguan NPD.
Mitos pertama yang sering muncul adalah bahwa orang dengan NPD hanya berpura-pura atau bersikap sombong untuk mencari perhatian. Namun, faktanya NPD adalah sebuah gangguan mental yang sesungguhnya, yang mempengaruhi cara individu tersebut memandang dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain. Seorang psikolog klinis, Dr. Ramani Durvasula, mengatakan bahwa “orang dengan NPD seringkali memiliki perasaan rendah diri yang disembunyikan di balik perilaku yang sombong dan manipulatif.”
Mitos kedua adalah bahwa orang dengan NPD tidak bisa disembuhkan atau diobati. Padahal, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Judith Orloff, seorang psikiater terkenal, “dengan terapi yang tepat dan dukungan yang cukup, orang dengan NPD bisa belajar untuk mengelola dan meredakan gejala-gejala gangguan mental tersebut.” Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk pulih dan sembuh, termasuk mereka yang mengalami gangguan NPD.
Selain itu, banyak juga mitos tentang bagaimana NPD dapat berdampak pada hubungan interpersonal seseorang. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa orang dengan NPD tidak bisa memiliki hubungan yang sehat atau bahagia. Namun, Dr. Craig Malkin, seorang psikolog klinis terkenal, menegaskan bahwa “meskipun tantangannya besar, orang dengan NPD bisa belajar untuk membangun hubungan yang sehat dan bermakna jika mereka mau bekerja keras untuk itu.”
Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk memahami bahwa gangguan mental seperti NPD bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng atau disepelekan. Dukungan dan pemahaman dari lingkungan sekitar sangatlah penting untuk membantu individu yang mengalami gangguan mental ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Ramani Durvasula, “kita perlu melihat orang dengan NPD sebagai individu yang membutuhkan bantuan dan dukungan, bukan sekadar menyalahkan atau menghakimi mereka.”
Jadi, mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan peduli terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental NPD. Dengan pemahaman dan dukungan kita, kita bisa membantu mereka untuk pulih dan hidup dengan lebih baik. Semoga artikel ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap gangguan mental NPD.